I Mind Her Death
Oleh: Alfimanzila
Tepat tanggal 26 September 2009
terjadi pemberontakan hebat antara kelompok elit penguasa dan kelompok anti
pemerintah, dikarenakan terjadi sengketa perusahaan yang memiliki peran besar
di bidang ekonomi. Karena tidak menemukan titik tengah, terjadilah adu kekuatan
antar kedua kubu. Warga sipil banyak menjadi korban, penculikan, penjarahan
merebak di mana-mana. Mereka yang tidak tahu-menahu terpaksa menjadi santapan pelampiasan
kubu anti pemerintah.
Sementara keadaan diluar semakin tidak terkendali, Ijonk memilih mengunci rumahnya rapat-rapat. Beruntungnya walaupun dia dan keluarganya diam dirumah tidak kurang suatu apapun bersama kedua anaknya Lucas dan Fransy yang umurnya selisih 3 tahun. Ijonk melarang keras kedua anaknya membuka jendela, apalagi sampai mengintip. Mereka hanya diijinkan memantau keadaan di luar lewat siaran televisi. Sambungan telepon sengaja diputus pemerintah menghindari kebakaran hebat di kemudian hari nanti karena kerusuhan mencapai puncaknya.
Siaran televisi pagi ini. “Selamat
pagi pemirsa, pagi ini kembali terjadi pemberontakan kelompok anti pemerintah
di kantor gedung ketua komite. Berita selanjutnya, pemirsa sampai detik ini jumlah
korban yang berjatuhan akibat pemberontakan mencapai 121 orang, berikut
penjelasannya.......”.
“Ah tidak!!!” teriak Selena dari
lorong dapur menuju ruang tengah. Tidak percaya bagaimana mungkin salah satu nama
dari korban kerusuhan itu adalah Fransy Natalie Vie.
Tiba-tiba terdengar suara dobrakan
pintu. "Cepat ambil anak perempuan itu!” Teriakan seorang
laki-laki, sepertinya dia pemimpin kelompok itu.
Selena menolak menyerahkan Fransy,
Selena mendekap erat Fransy demi melindungi dari orang-orang yang diduga
kelompok anti pemerintah.
Ijonk yang mendengar teriakan
istrinya di ruang tengah buru-buru menghampiri. Tanpa pikir panjang Ijonk langsung
mengambil posisi di depan Selena yang mendekap erat-erat Fransy demi melindungi
keluarga yang 2 tahun ini sudah mengisi hari-harinya.
Laki-laki yang mengenakan jas hitam
berdasi merah garis-garis kembali memerintahkan anak buahnya agar segera
membawa anak perempuan itu, baku hantam pun tidak dapat dihindari antara Ijonk,
Lucas dan pasukan kubu anti pemerintah.
Lebih dari satu jam perkelahian
berakhir tragis, Ijonk terkena sabetan pisau di lengan atasnya sedangkan Lucas
mengalami cidera di kening dan kepalanya karena tidak dapat menghindari pukulan
keras dari lawannya.
Laki-laki berdasi merah garis-garis
semakin merasa diatas awan melihat kondisi kami yang berdarah-darah. Melihat
kondisi kami yang tidak berdaya menjadi kesempatan emas bagi mereka untuk
segera membawa pergi Fransy.
“Sesuai perintah dari ketua kami,
Fransy harus kami bawa karena dia adalah anak dari seseorang yang sudah
berkhianat karena sudah menjadi mata-mata kelompok elit penguasa. Sesuai
perjanjian dalam kelompok kami bahwa siapapun anggota yang berkhianat maka anak
dan keturunannya harus dimusnahkan, termasuk anak perempuan ini.”
Aku baru ingat Fransy adalah
anak dari pernikahan pertamaku dengan Winza. Winza yang dulu lebih memilih
karir daripada aku dan Fransy. Ternyata sekarang kamu mengorbankan putri semata
wayang kita menjadi korban atas perilaku beringasmu Winza!! Benar-benar tidak
punya hati kamu!
Dengan segala tenaga yang masih
tersisa, Ijonk menghalangi anak buah laki-laki yang ingin membawa Fransy.
Sedangkan Fransy anak yang masih berumur 10 tahun hanya bisa menangis dan
menjerit saat harus ditarik anak buah laki-laki itu.
Namun terlambat, peluru sudah
telanjur menancap di dada Ijonk. Tidak terima Ayahnya ditembak, Lucas pun
membalas kematian Ayahnya, diraihlah tembak didekatnya dan menembak laki-laki
berdasi merah garis-garis. Laki-laki itu pun jatuh tersungkur sambil memengangi
kepala bagian belakang. Di waktu yang sama Winza datang dan membawa paksa
Fransy pergi, dan Selena pun terlambat menyelamatkan Fransy.
Sidoarjo, 20 September 2020
0 comments